Laman

My Journey

My Journey
my life, familly, frienship,my drem,etc

Sabtu, 26 Juni 2010

Kuliah yuuuuuk.....

TIPS DAN TRIK MEMILIH PERGURUAN TINGGI

by :Eka susi wahyuni,
dikutip dari : ade rafiansyah

Menjadi sebuah fenomena saat ini, dimana ketika seorang siswa SMA melepas seragam abu – abunya dan siap - siap beralih ke jaket mahasiswa, merasa bingung untuk menentukan jurusan dan perguruan tinggi ( PT ) yang harus dipilih ketika akan menjadi seorang Agent of change ( sebutan populer untuk mahasiswa ). Tidak jarang kita temui mahasiswa yang drop out atau berhenti kuliah karena salah strategi awal dalam memilih jurusan studi dan PT tempat kuliah. Oleh karena itu berikut ini tips dan trick singkat bagaimana memilih jurusan studi dan perguruan tinggi :

1.Tentukan Tujuan

Tujuan yang dimaksud ialah tujuan anda untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ( baca : kuliah ). Jangan sampai anda tidak memiliki tujuan, karena sesuatu tanpa tujuan yang jelas akan berdampak buruk bagi anda. Beragam tujuan untuk kuliah, mulai dari pencarian status belaka, Mencari prestige karena kuliah di Perguruan Tinggi Favorit Indonesia, menyenangkan orang tua, mengembangkan kemampuan di bidang tertentu, dan yang paling umum kuliah ialah jembatan untuk mendapatkan pekerjaan. Orang yang memiliki tujuan yang jelas dan baik akan mudah untuk merencanakan dan mengontrol jalan studinya. Jadi pastikan anda memiliki tujuan yang jelas dan baik karena ini merupakan titik awal keberhasilan anda. Jadi kalau diibaratkan permainan sepak bola, anda harus memiliki gawang yang menjadi tujuan dari permainan ini, bayangkan jika tanpa gawang bagaimana jadinya permainan sepak bola itu.

2.Pertimbangkan kemampuan otak anda

Artinya pastikan jurusan yang anda pilih sesuai dengan kemampuan otak anda. Jangan memaksakan diri dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan kemampuan otak anda karena itu akan menjadi boomerang dan penghambat bagi anda meraih kesuksesan dalam pendidikan di PT. Banyak mahasiswa yang berpindah – pindah jurusan karena merasa tidak mampu mengikuti pelajaran di jurusan tersebut, tentu saja ini tidak efektif dan efisien, anda akan rugi waktu dan biaya jika hal ini terjadi. Oleh karena itu ukurlah kemampuan anda. Cara yang paling mudah ialah dengan memperhatikan nilai – nilai yang tertera di rapor anda sejak sekolah dasar sekalipun, kenalilah kemampuan, minat dan bakat anda disana. Bagaimanapun juga akan lebih mudah bagi anda mengerjakan sesuatu yang benar – benar anda kuasai. Jika anda lemah dalam hal eksak jangan memilih jurusan keteknikan tentunya, begitu pula sebaliknya jika anda lemah dalam materi hafalan janganlah memilih jurusan Ilmu Pemerintahan sebagai misal.

3.Pertimbangkan kemampuan Finansial

Hal ini penting sebab tidak sedikit mahasiswa yang drop out karena kehabisan bahan bakar ( baca : dana ) di tengah jalan. Hal ini harus dihindari, oleh karena itu kenali dan rencanakan sumber keuangan anda dengan cermat. Orang tua, kerabat, orang tua asuh, tabungan dan beasiswa merupakan sumber – sumber biaya kuliah pada umumnya. Pastikan semua biaya yang ada menjamin pembiayaan anda sampai lulus kuliah nantinya. Jangan terapkan teori gambling atau spekulasi dalam hal ini, karena itu justru akan mempengaruhi konsentrasi belajar anda di kampus, anda akan menjadi was – was ketika anda tidak memiliki kepastian pembiayaan. Bekerja part time atau berwirausaha sambil kuliah juga bisa menjadi pertimbangan dan nilai plus bagi anda. Jadi pastikan anda memiliki sumber dana yang memadai sebelum anda memutuskan untuk melanjutkan pendidikan.

4.Carilah Perguruan Tinggi yang biayanya sesuai dengan kemampuan finansial anda

Mungkin sebagian dari anda sudah punya Perguruan Tinggi Idaman, namun apapun itu carilah kampus yang memiliki biaya kuliah yang sesuai dengan kocek anda. Jangan memilih kuliah di kampus anak pejabat jika kemampuan finansial anda kurang memadai untuk itu. Tidak ada salahnya anda bertanya – tanya dan membandingkan biaya kuliah di kampus – kampus yang masuk dalam daftar prioritas anda. Selain jumlah waktu dan metode pembayaran juga perlu anda ketahui, sebab masing - masing PT memiliki aturan yang berbeda - beda, ada yang menggunakan sistem pembayaran cash di awal semester, ada juga yang pembayarannya dapat dicicil setiap bulan atau periode tertentu. Selain itu memutuskan untuk kuliah keluar kota atau daerah anda juga perlu dipertimbangkan karena kuliah di luar daerah membutuhkan biaya – biaya tambahan terutama biaya akomodasi dan trasportasi disana.

5.Carilah Perguruan Tinggi yang berkualitas

Setelah anda mengidentifikasi semua sumber daya yang anda miliki, saatnya anda mulai mempertimbangkan dan mempelajari kualitas PT yang menjadi incaran anda karena ini juga merupakan kunci kesuksesan, terutama bagi yang memiliki tujuan kuliah untuk mendapatkan pekerjaan. Bagaimana mungkin ?. Dapat dianalogikan, PT yang memiliki prestasi membanggakan dan dan merupakan Perguruan Tinggi Favorit Indonesia akan lebih populer daripada yang lainnya. Hal ini termasuk juga keputusan anda dalam memilih akan kuliah pada perguruan tinggi negeri atau swasta, tidak selamanya kuliah di kampus negeri lebih baik daripada kampus swasta, tercatat beberapa kampus swasta punya grade baik dan sudah tidak diragukan lagi kualitasnya, sebut saja sebagai contoh kalau di jawa tengah ada Unissula ( Universitas Islam Sultan Agung ) kemudian Di Jogjakarta kita tentu tak asing lagi dengan UII (Universitas Islam Indonesia )
.

Kepopuleran dalam arti yang baik ini akan menimbulkan perasaan bangga bagi semua mahasiswa yang kuliah disana. Kebanggaan itu ditunjukan dengan sikap semangat dan percaya diri mahasiswa dan lulusannya untuk bersaing dengan mahasiswa atau lulusan PT yang lainnya. Pada umumnya mahasiswa yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi akan lebih cepat sukses bersaing di dunia kerja. Selain itu kepopuleran sebuah kampus akan berdampak bagi lulusannya, kondisi saat terlihat ini tidak jarang lulusan PT yang populer karena prestasi dan kualitas mahasiswanya menjadi prioritas dalam perekrutan tenaga kerja. Perusahaan – perusahaan bahkan berlomba – lomba mendatangi kampus – kampus ini untuk mendapatkan calon tenaga kerja di perusahaannya. Singkat kata prestasi meningkatkan kepopuleran dan menjadikannya sebuah kebanggaan. Kebanggaan akan menimbulkan rasa semangat dan percaya diri yang tinggi yang pada akhirnya akan membawa ke sebuah kesuksesan.

6.Pertimbangkan Kualitas dan kuantitas tenaga pengajar

Bagi eks putih abu – abu, mungkin akan sulit untuk mengetahui kualitas dosen sebuah kampus, oleh karena itu diperluakan referensi – referensi untuk mengetahui hal ini. Bertanya kepada mahasiswa disana merupakan cara yang cukup efektif meskipun kadang – kadang penilaiannya subjektif, pastikan kampus – kampus tersebut memiliki tenaga pengajar yang handal. Jangan terkecoh, terkadang didalam PT yang berkelas sekalipun terdapat dosen yang maaf suka “ngelantur”ketika mengajar, artinya dosen tersebut tidak memiliki kecakapan dalam mengajar. Jumlah Guru besar atau dosen ahli serta rasionya dengan jumlah mahasiswa juga perlu dipertimbangkan, kampus yang memiliki banyak guru besar bisa dipastikan kampus tersebut lebih berkelas jika dibandingkan kampus lainnya sebab akan banyak ilmu yang bisa digali disana.

Rabu, 23 Juni 2010

Ikhwan genit

belajar lagi nyoook....
Mencermati, mendengar, dan melihat kondisi akhir-akhir ini, akhirnya saya berani menulis tulisan ini, Tidak lain untuk menasehati diri sendiri. Bila sudah nulis masak segh mau dilanggar, bila sudah menyeru ke orang lain masak segh diri sendiri tidak melakukannya, gengsi dunk ama Allah, nti di cap Allah sebagai orang yang “ Kaburo Maktan “ (Qs As-Saff 2-3) bisa gaswat total. Di cap genit oleh manusia segh ga begitu masalah, tapi bila di cap “genit “ oleh Alloh sudah menjadi masalah yang teramat besar. [Ingat konteksnya “genit” pada lain jenis yang bukan mahramnya].

“ Ikhwan “ begitu kata bahasa arab yang artinya “ saudara laki-laki”, tetapi ternyata ada perkembangan makna, istilah bahasa indonesianya “ sinekdoke totem pro parte” ikhwan ialah seorang laki-laki yang sholeh, yang selalu ke masjid, seorang aktivis dakwah, mungkin ditambah lagi, jenggoters n congklangers ahh.. begitulah ikhwan. Mencoba menyoroti, duluw saya n teman saya (link mae) membuat kriteria ikhwan black list di bumi mipa, menyoroti ikhwan-ikhwan yang agak nyleneh di mipa [heheh, ada ada aja ya]. Ya karena sifat n karakter mereka ga ikhwan bangetzzz jadi ya dimasukin dalam daftar ikhwan black list. Jujur, saya yang sekarang orangnya open mind, open source (emange linuxers ), n ga se saklek duluw (walau duluw juga ga begitu saklek) mencoba membuat kriteria ikhwan genit ( ditunggu bagi akhwat yang saklek, mungkin bisa menambahkan kriteria) Diantaranya sebagai berikut:

1.Ikhwan genit akan bergaya dia paham agama tapi sebenarnya biasa-biasa saja.

2.Ikhwan genit jarang ke Masjid, ke Masjidnya pas jum’atan saja. Pas Jum’atan aja masih diselingi ngantuk, rame sendiri, dan sibuk dengan HP nya.

3.Ikhwan genit, akan menyingsingkan celananya alias menjadi sosok congklangers ( biar ga isbal ) di depan para akhwat sedang klo bertemu dengan cewek biasa diturunkan lagi celananya.

4.Ikhwan genit suka chating dengan akhwat, diskusi dengan hal-hal yang ga perlu, katanya segh dakwah di dunia maya, tetapi yang diobrolkan jauh dari nilai esensi dakwah.

5.Ikhwan genit suka nelpon-nelpon akhwat tanpa agenda yang jelas, lama banget, n mendayu-dayu, padahal sms saja bisa.

6.Ikhwan genit, memanfaatkan amanah dakwah nya untuk kepentingan dirinya, dan menseleksi akhwat, menilai akhwat layak tidak untuk dirinya, sekufu tidak dengan dirinya, dan orientasi pribadi lainnya.

7.Ikhwan genit memanfaatkan kepandaiannya dalam skill tertentu untuk menarik akhwat, misal skill memperbaiki komputer,HP, pemrograman, buat blog (site) dan buat proposal atau kerja teknis lainnya.

8.Ikhwan genit berjalan suka jelalatan, klo ada akhwat yang melintas di depannya selalu memberi penilaian, “ akhwat ini 80, akhwat itu 70 … dsb”

9.Ikhwan genit, sok perhatian ke akhwat, mempunyai belas kasihan yang terlalu berlebihan, padahal biasa-biasa saja sebenarnya bisa.

10.Ikhwan genit, suka bercanda dan cair dengan akhwat, dan ga risih dengan syuro yang berhadap-hadapan.

11.Ikhwan genit suka sekali sms tausiyah padahal sebenarnya dia lagi kangen saja sama akhwat idolanya, menurut saya etika sms tausiyah,” sent to all”, ga ada spesifikasi untuk ikhwan/akhwat tertentu, atau untuk lebih berhati-hati ikhwan sms tausiyahnya ke ikhwan dan akhwat ke akhwat.

12. Ikhwan genit yang kebetulan mendapat amanah di kaderisasi, perhatian n sok campur tangan dengan kaderisasi akhwat, padahal jelas-jelas kaderisasi ikhwan dan akhwat benar-banar sesuatu yang terpisah, dan semuanya sudah ada yang ngurusin.

13.Ikhwan genit suka menjanjikan “ nikah “ kepada seorang akhwat padahal itu masih lama banget menikahnya alias ngetek duluan, n yang terjadi akhirnya adalah back street.. wew parah!!

14.Ikhwan genit suka koleksi foto akhwat, dan suka menge-crop foto akhwat yang jadi idolanya, dan lebih gila lagi, menjadikannya background atau screen servernya di komputernya atau laptopnya.

15.Ikhwan genit suka koleksi teman-teman akhwat dengan FS, YM, dan sok perhatian ngasih komen di FS nya.

16.Ikhwan genit ga suka kajian, tapi seneng beli buku, padahal bukunya juga ga di baca.

17.Ikhwan genit suka jalan-jalan di Sunday morning dan melotot lihat akhwat cantik, n ga bisa Godhul bashor, ayo ikhwan tundukkan pandanganmu, biar kami bisa leluasa kalau harus berjalan di depanmu.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, … (QS.An-Nuur[24]:30-310″

18. Ikhwan genit dalam obrolan teman sesamanya yang dibicarakan selalu seputar akhwat, minim membahas ilmu dien, dan strategi dakwah.

19.Ikhwan genit sering berkunjung ke tempat akhwat, banyak sekali alasannya, entah mau pinjem buku, mau ngantar sesuatu, atau apalah tanpa ada alasan yang jelas.

20.Ikhwan genit suka tertawa terbahak-bahak ga karuan kalau lagi berkumpul sesamanya, padahal kelihatannya antheng & alim banget pas di depan akhwat & pas syuro’.

Whuacch… Alhamdulillah terlaksana sudah, janji saya ke Dona, mau buwat 20 kriteria ikhwan genit. Bagi yang termasuk didalamnya, yuuk… marii.. perbaiki diri, [termasuk saya juga!]. Mari mengazzamkan diri menjadi insan yang baik dan terbaik di depan penglihatan Allah atas kita. Dari cerita teman liqo’ saya, yang katanya kualitas kader kampus saat ini menurun drastis, pakaiannya segh ikhwani dan akhwati tapi spirit ruhiyah, haroky dan keilmuannya minim banget. Melesunya dakwah kampus karena hegemoni sekuler dan tuntutan akademik yang mengharuskan untuk cepat lulus dengan IPK yang bagus. Semoga tulisan ini memberi sedikit kontribusi untuk dakwah kampus kedepannya.

Umar bin Utsman berkata: “ Ilmu itu adalah pemimpin, takut adalah pengemudi, sedangkan nafsu adalah kuda yang mogok diantara keduanya yang menipu dan berpura-pura. Waspadalah dan jagalah dia dengan siasat ilmu dan kemudikan dia dengan ancaman ketakutan, maka engkau akan mendapatkan apa yang engkau harapkan.”

Abu Ja’far Al-Mihwali berkata: “ Haram atas hati yang mencintai dunia untuk mendapatkan ketenangan dan kehormatan ilahi. Haram atas jiwa manusia yang senang keduniaan untuk mendapatkan kemanisan dan kelezatan akhirat. Haram atas orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya untuk dijadikan imam bagi orang-orang yang bertakwa”

“ Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nisacaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan melipat gandakan pahala baginya.” (QS Ath-Thalaq: 5)

~ Ditulis oleh seorang akhowat yang mungkin bisa dikategorikan akhowat genit yang berusaha banget agar tidak menjadi akhowat genit, kecuali genit untuk suami tercinta nantinya J ~

Ikhwan or bakwan???......Akhwat or ikhwit

Yuuuk kita koreksi diri kita lagi,,,,,

“Coba lihat akhwat itu. Ampun deh. Jubahnya loreng-loreng, eh jilbabnya motif bunga sebesar gajah. Apa gak takut masuk rumsh sakit ? Kan motifnya nabrak-nabrak parah banget gitu..”
“Peduli apa dengan penampilan. Mau blus merah, rok hijau, jilbab biru dicampur jadi atu juga nggak masalah. Yang penting kan tetap akhwat aktivis, gitu loh...”
Eit...eit...Sstt.. kiita bicarakan dulu dengan tenang ya...
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang memberikan Islam dalam hidup kita. Dengannya, kita selalu dituntun, dalam terang apalagi kegelapan. Tentang apa saja, masalah kenegaraan, masalah toilet, masalah pesawat tempur, bahkan tentang es campur. Dan pakaian, juga tak luput dari perhatian Allah.
Buat apa sih sudah zaman gini, masih saja ngatur-ngatur tentang masalah pakaian ? Masih ada anak-anak putus sekolah, busung lapar, kemiskinan dan banyak lagi yang perlu diurusi.
Subhanallah, saya bangga bila ada saudara berkata seperti itu yang melambangkan perhatiannya pada keadaan umat. Itu adalah modal besar untuk kemajuan bangsa. Tapi sungguh, saudariku, masalah pakaian bukan masalah selembar kain di badan atau selembar kerudung di kepala ini saja. Ia hakikatnya, juga mengusung jauh lebih banyak dari yang terlihat. Ada gambaran pendidikan, ekonomi, politik budaya, sosial, akhlak, dan terlebih keimanan, yang terlalu terbatas kolom ini untuk mengupas semuanya.
Aya ingin mengatakan betapa bahagianya menjadi muslimah. Di saat penjajahan mode datang dari segala penjuruyang menyebabkan bisnis-bisnis fashion tidak kekurangan pembeli. Saat banyak hati-hati gelisah karena belum belii model T-shirt terbaru, saat banyak orang-orang yang sedih karena dirinya hanya dinilai dari pakaiannya, saat banyak yang kehabisan waktu memikirkan gaya apa yang mesti dia ikuti, muslimah dengan keislamannya terlihat berbeda.
“...hendaklah mereka menutup jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu adalah agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”(Al-Ahzab [33]:59)
Ada kerelaan yang begitu indah untuk menaati seruan Rabbnya. Buksn untuk siapa-siapa, bukan untuk terlihat lebih baikk dari orang lain, bukan untuk berubah jadi malaikat dalam sekejap, bukan untuk menjaga kesehatan walau banyk manfaat kesehatan telah dibuktikan dengannya. Namun semata hanya karena Allah menyuruhnya. Sungguh indah pakaian berbalut keindahan itu. Ia tak hanya akan menyejukkan di mata manusia namun terpenting, juga berharga di mata-Nya.
Sehingga seleranya bukan lagi apa yang disukainya, melainkan diganti nilai kesyar’ian Islam. Terlebih bagi aktivis yang jam terbangnya selalu tinggi, gaya berpakaian seringkali menjadi nomor kesekianyang diperhatikannya. Baginya apa pentingnya memikirkan hal-hal kecil seperti itu. Kalau sudah menutup tubuh kecuali muka dan telapak tangan, kerudung lebar menutup dada, pakaian longgar, tidak tabarruj, apalagi yang mesti diperhatikan?
Namun, pada kenyataannya ada akhwat yang memang terbiasa modis. Setelah bersentuhan dengan nilai-nilai Islam, kecenderungan itu tidak lekang dari dirinya. Dia tetap ingin berpenampilan rapi dan manis walau sekarang seluruh tubuhnya tertutup rapat. Dia tidak lagi memandang apa yang dipakai seseorang adalah terpenting, namun tetap saja ada kegemasan melihat saudarinya yang sangat cuek dengan penampilan. “Duh Ukhtiku sayang, masa gamis warna orange digabung dengan kaos kaki hitam, ada benang yang keluar-keluar pula.” Ia melirih pelan.
Kemudiaan, biarlah Abdullah bin Mas’ud menceritakan kembali Hadist riwayat Muslim ini:
Rasul bersabda, “tak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada rasa sombong walau sebesar biji sawi.” Lalu Sahabat bertanya, “Bagaimana jika ada oarang yang suka memakai baju bagus?” Rasul menjawab, “Allah Maha Indah dan suka keindahan, sedangkan sombong adalah berpaing dari kebenaran dan mencemooh manusia lain.”
Allah menyukai keindahan, dan pakaian adalah salah satu bentuk keindahan. Menurut saya, keindahan sama sekali tidak identik dengan kemahalan. Akhwat modis tidak identik dengan biaya atau buang-buang uang. Dengan pakaian yang sederhana, asal cerdas dalam memilah-milahnya juga bisa dikategorikan dengan modis. Misalnya tidak memakai rok panjang warna biru, blus warna hijau dan kerudung merah sekaligus. Atau menghindari kerudung motif bunga anggrek besar-besar dengan gamis yang bermotif bunga juga. Dan bila dengan pasangan pas, tidak masalah kok bila ingin memakai kerudung lebar warna pelangi. Tapi jangan bingung kalau banyak yang berhenti depan kamu, karena orang mengira ada lampu lalu lintas sedang jalan-jalan. Hehe....
Untuk akhwat yang tidak meraa comfort dengan warna-warni atau lebih merassa yaman dengan warna-warna gelap dan kerudung yang super lebar, sunguh itu adalah sebuah pilihan yang mulia. Semoga Allah merahmatimu, saudaraku. Sedangkan bagi yang begitu ingin berbicara dengan bahasa masyarakat, begitu ingin supaya dakwah ini lebih cepat membumi dan begitu hati-hati supaya ssemangat phobi Islam itu tidak terpelihara, maka pakaian yang tidak terkesan ‘menyeramkan’ juga merupakan salah satu pilihan yang baik.
Overall, semua harus kembali pad aniat,. Hati-hati, kitalah yang tahu desir apa di balik detak jantung ini. Janganlah pernah lelah untuk meluruskan yang bengkok untuk kembali lurus menghadap wajah Allah. Hanya untuk Allah kita melakukan setiap hal. Allah tidak menginginkan seorang muslimah menjadi tontonan berjalan dan cantik karena riasan. Namun, Allah ingin memberi cahaya penjagaan diri dengan pakaian ini dan semoga orang lain pun bisa merasakan kehangatan indahnya.

"kutipan dari salah satu website."

Kiat menjadi Mahasiswa Berprestasi

yuuuuk mulai dari sini......

Belajar di Perguruan Tinggi sangat berbeda dengan di SMA dulu. Perguruan Tinggi adalah tempat merubah diri, suatu kesempatan yang berharga, tempat mengembangkan diri, bisa lebih dewasa, salah satu jembatan menuju kesuksesan. Kenapa? karena setelah belajar di PT lah, takdir kita akan tahu arahnya kemana. Oleh karena itu perlu kita siapkan diri dan manfaatkan kesempatan selama kuliah. Lalu….bagaimana agar kita tetap semangat selama kuliah nanti? Sekedar berbagi pengalaman, ada tips and trik menjadi mahasiswa yang berprestasi selama kita kuliah.

Pertama: Bangunkan diri dengan SYUKUR

Dari sekian banyak manusia kita termasuk hamba-hamba pilihan Allah yang beruntung. Kita masih diberikan kesempatan oleh Allah buat merasakan bangku kuliah. Sementara saudara-saudara kita yang lain jangankan kuliah untuk makan sehari-hari aja sulit. Makanya… mari kita syukuri salah satu nikmat ini ! Syukur merupakan sumber motivasi diri. Ia (syukur) akan membawa kita ke dunia sungguh-sungguh, berprestasi, dan menjaga amanah orang tua kita (ingat amanah orang tua kita adalah lulus cepat, dapat pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan yang ok, and nikah, terus punya anak, punya rumah dan lain sebagainya).

Kedua : Bawalah diri kita ke hal-hal yang POSITIF

Setelah kita bersyukur, maka wujudkan rasa syukur itu dengan sesuatu yang baik contohnya:
(a) Memaksakan diri untuk banyak membaca buku dan menulis
(b) Upayakanlah diri kita untuk hadir terus di kelas sewaktu jam kuliah, kalaupun absen jangan lebih dari 2 kali kecuali sakit atau ada urusan yang ‘nggak bisa ditinggalin, hal-hal positif lainnya
(c) Datang ke kelas ga pake telat (GPT) alias tepat waktu (Imam syahid Hasan al-Banna mengatakan al-Waqtu huwal hayat -waktu adalah kehidupan-, orang yang dapat mengisi waktunya dengan baik maka hidupnya akan baik sebaliknya orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang menyia-nyiakan keagungan Allah). Selanjutnya
(d) Berusahalah buat mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan baik dan tepat waktu, ambil hati dosen-dosen mu dengan ketaatan kita kepada mereka, insya Allah berkah. (e) Ciptakan lingkungan yang kondusif; rumahmu syurgamu kampusmu madrasahmu.
(f) Berorganisasi (nah ini juga penting sebagai ajang pengembangan potensi diri. Alhamdulillah kita aktif di organisasi tidak membuat jeblok nilai kuliah justru sebaliknya kita lah bintang nya. Manfaat lainnya kita bisa pandai bicara di hadapan orang banyak.

Setiap ibu adalah ilmuan

Beberapa hari yang lalu ketika saya pulkam, ibunda tercinta dan pangeran kecilku(adekku yang bungsu maksudnya)sedang sarapan,ia meminta minum sirup merah rasa stroberi, sirup itu saya sajikan didalam gelas bening. pangeran kecilku memasukan sendok kedalamnya.matanya memandang gelas itu,tiba - tiba ia bertanya,"ibu sendoknya ko' bengkok?"ia mengangkat sendok itu keluar gelas,lalu memasukan kembali seolah ingin menyakinkan.
tuh kan, Bengkok?" saya tersenyum.Itu adalah pembiasan cahaya,sebuah gejala alam yang dikenal dalam ilmu fisika.Dengan santai saya menjawab; itu namanya Pembiasan."
Setelah menjawab saya justru bingung sendiri.masak sih, saya menjawab begitu kepada anak sekecil ini?bener juga, pangeeran kecilku bertanya lagi.
Pembiasan itu apa bu?
"wah dek, itu pelajaran anak SMP,"saya mulai sedikit bingung.
"Buat anak besar???(iya menyebut demikian untuk orang yang lebih tua).
"Ya InsyaAllah nanti ibu kasih tau."
ia mengagguk.Walaupun belum faham soal pembiasan tapi tampaknya ia faham kalau ibu belum bisa menjelaskan.
Memang Membuka buku fisika bisa saya lakukan segera.Belajar ulangsoal indeks bias udara dan cairan atau yang lainya,tak terlalu sulit.tapi bagaimana menjelaskan hal demikianuntuk anak berusia 4 tahun?sungguh saya memerlukan ilmu yang lain.
Nah, siapa bilang jadi ibu itu mudah?sejak anak lahir ia memerlukan pendamping untuk belajar bergerak,bicara, bergaul,dan sebagainya.Setelah pandai berkata-kata dan melihat sekitarnya, ia menjadi ahli bertanya'.
hampir tak ada hari yang lowong tanpa pertanyaan - pertanyaan kritis yang beraneka ragam.Bahkan, jauh lebih dahsyat dari para pewawancara ditelevisi.
itu sebabnya,seorang ibu mesti berjiwa ilmuan: slalu ingin tau dan belajar.Ya, belajar memang tak punya kata henti, dri ayunanan sampe keliang lahat.

Selasa, 22 Juni 2010

search


perbaiki diri....itu khudu!

Hari ini aku teringat kejadian tiga setengah tahun yang lalu di Sekretariat FOSI…
Siang itu, Aini datang agak tergesa-gesa…setelah memberi salam pada semua akhwat yang ada di sekretariat, dia langsung buat pengumuman…

“eh…ada ikhwan yang nyari akhwat satu juz. Ada yang bersedia gak?” semuanya ketawa lalu gak peduli lagi dengan pengumuman Aini. Hanya aku yang tertarik bertanya.

“akhwat satu juz? Maksudnya?”

“ada ikhwan yang mau nyari calon istri. Aku dapet informasinya dari murabiyyah ku. Tapi ikhwan itu maunya akhwat yang hapal satu juz, paling gak, hapal juz 30.”

“kalo, misalnya ada yang mau jadi istrinya, tapi gak hapal juz 30, gimana?”

Aini senyum.

“ya…insyaallah gak apa-apa. Katanya sih selain hapal satu juz, syarat lainnya akhwat yang mau jadi istrinya harus bisa masak, bisa ngurus anak dan ngurus rumah. Dilut mau?”

Aku ketawa.

“aku hanya nanya, bukan berarti aku mau. Lagipula aku belum hapal juz 30.”

“gak apa-apa…yang penting bisa masak, bisa ngurus anak dan bisa ngurus rumah.”

Aku senyum.

“memangnya siapa sih nama ikhwan itu? Aku mau ketemu ama dia. Aku mau nanya langsung ama dia, dia mau nyari calon istri apa nyari calon pembantu rumah tangga? Kenapa dia gak langsung aja buat pengumumannya di papan informasi? tuh…papan informasi fakultas masih kosong.”

Aini beristighfar…

“Va….gak seperti itu.”

“apanya yang gak seperti itu? Kenapa mau menikah harus pake syarat? Seperti kontrak saja. Lagipula kenapa syaratnya sulit? Bukannya Rasul bilang kalau kita harus memudahkan pernikahan? Lagipula, ikhwan itu kalau mau membuat syarat yang bagus dong bahasanya. Buat syarat calon istri kok kayak buat syarat calon pembantu rumah tangga. Kenapa gak buat syaratnya menjadi: akhwat yang sayang dengan keluarga dan anak-anak. Aku jamin, akhwat yang sayang keluarga dan anak-anak, dia bisa mengurus rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Tapi akhwat yang bisa mengurus rumah tangga dan mengasuh anak-anak, belum tentu sayang dengan keluarga dan anak-anak.”

“Va …dirimu benar.” aini senyum sambil menepuk-nepuk punggung tanganku

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Akhwat yang hapal juz 30 gak pantas mengharapkan Ikhwan yang hapal 30 Juz”

Itu kata-kata mbak ila sewaktu ngisi taujih keputrian UKM ROHIS beberapa tahun yang lalu…

Tapi ndut mengucap hamdallah setelah tau ada salah satu ustadz yang al-hafidz mempunyai seorang istri yang juga ustadzah yang belum hapal 30 juz…

“alhamdulillah, berarti aku masih ada kesempatan dapat suami yang al-hafidz…” itu kata ndut.

Waktu itu aku senyum dan mengaminkannya….

Siapapun orang yang nantinya di takdirkan oleh Allah sebagai suami kita…
semoga dia akan menganggap kita bidadari di dalam rumahnya
dan sebagai teman dakwah dalam jihadnya...
bukan sebagai pembantu rumah tangga seperti ikhwan yang aini bilang itu...

Aku percaya Allah menetapkan jodoh kita bukan dengan seberapa banyak hapalan yang kita punya. Tapi seberapa kadar keimanan kita…

Wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik….

Walaupun ada kita lihat, ada seorang wanita yang baik mempunyai suami yang pemabuk. Perlu kita ingat juga bahwa baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah…

Aku setuju dengan salah satu syair lagu nasyid…

“….kekasih kan datang sesuai
dengan iman di hati
Sabarlah menanti
Janji Allah ‘kan pasti….”

Dan aku juga percaya…
jodoh kita gak akan pernah tertukar-tukar. Semua sudah di tetapkan.
Kita hanya menanti janji-Nya. Tapi bukan berarti tanpa usaha apapun.
Walaupun orang tua kita pernah bilang, jodoh kita ada di tangan Tuhan…
tapi kalo gak diambil-ambil…yaa…selamanya akan terus berada di tangan Tuhan…
iya kan….??????


Apa ada aktivitas cari jodoh? Atau…apakah jodoh memang harus dicari? Yang pasti, setiap orang normalnya ingin menikah. Meskipun ada yang karena satu dan lain hal menjadi tak ingin atau tidak ditakdirkan berjodoh di dunia.

Aktivitas cari jodoh itu ada dan sudah sejak zaman dahulu banyak budaya melakukannya. Konon budaya valentin didasari budaya semacam itu.


Apakah Islam juga menyediakan aktivitas ini untuk muda-mudi kita? Sejujurnya penulis belum pernah menemukan sebuah ritual resmi atas nama Islam tentang ini, yang ada dan cukup banyak adalah berbagai arahan tentang mencari jodoh, memilih, dan memutuskan yang mana.

Mencari jodoh:
Ada sebuah tuntunan sangat praktis langsung dari Allah SWT.

” Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (An Nur 26).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT sudah menjodohkan setiap orang bersesuaian jiwanya satu sama lain, mereka yang ”sesuai” akan cenderung betah satu sama lain dan karenanya akan mudah berjodoh. Jika kita masih lajang dan ingin cari jodoh, maka jika kita ingin mendapat jodoh yang baik berarti kitalah yang lebih dahulu harus menjadikan diri kita baik, maka Insya Allah kita akan dijodohkan dengan yang baik oleh Allah. Mudah ’kan? Itu langkah adalah langkah pertama.

Langkah pertama ini jika diyakini dengan sepenuh hati Insya Allah menjadi doa sekaligus usaha yang diajukan kepada Allah SWT tentang calon pendamping seperti apa yang kita inginkan.
Apakah kriteria ”baik” itu? Bagaimanakah kita ingin jodoh yang baik dengan cara kita berusaha menjadi baik terlebih dahulu?

Ketaqwaan adalah ukuran baku dari Allah SWT. Kadar ketaqwaan ini berdampak luas kepada semua sisi kehidupan seorang manusia. Ketika ia sedang diuji dengan kesenangan, ia akan bersyukur dengan pas, tepat, akurat, sehingga Allah menambah nikmat dariNya. Ketika ia diuji dengan musibah dan kesulitan, ia bersabar, sehingga Allah bertambah menyayanginya dan memberikan pahala yang banyak.

Hanya saja angka ketaqwaan tak dapat ditera manusia. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu kadar ketaqwaan manusia. Bahkan si manusia itu sendiri tak pernah tahu berapa derajat ketaqwaannya, sebab ia sebagai manusia selain sarat dengan khilaf, lupa dan lalai, juga seringkali tidak mempertajam matahatinya sehingga semakin buta hakikat.

Manusia hanya mampu ”khawatir tak diterima Allah” (khouf) dan berharap ”agar ia diterima oleh Allah” (roja’). Khouf dan Roja’ ini seyogyanya ada dalam diri manusia yang sadar ia manusia yang sangat mungkin salah. Panjang lebar berbagai ulama modern maupun ulama salaf membahas dalam topik-topik tentang taqwa dan manajemen hati. Di situlah taqwa dibina.

Orang yang terbiasa mengelola hatinya Insya Allah juga mampu memprogram dirinya untuk maju menjadi lebih baik setiap harinya tanpa terjebak rasa sombong dan pongah bahwa ia sudah sampai kepada ”maqom” taqwa padahal sesungguhnya belum. Alah bisa karena biasa. Pepatah ini benar adanya.

Hendaknya kaum muda sibuk mengelola hatinya, sibuk meningkatkan taqwanya dengan keyakinan itulah kelak tiketnya ke surga dan ke pelaminan. Janganlah kaum muda muslim harapan ummat malah sibuk ”te-pe te-pe” (tebar pesona) di berbagai mal maupun layar kaca atau media lain dalam rangka membangun masa depan mereka.

Ada yang pernah bertanya kepada penulis: kalau begitu kapan berkesempatan berkenalan dengan orang banyak? Kalau sibuk menata hati kapan berjumpa orang-orang yang potensial menjadi calon? Bukankah harus ”gaul”?

Tergantung apa makna ”gaul”. Jika ”gaul” bermakna harus ikut segala tren dan mode, segala hura-hura dan pesta-pesta, maka itu tak perlu. Berapa banyak remaja dan anak muda justru terjebak mendapat jodoh buruk di tempat pergaulan semacam itu, dan bahkan bertemu dengan narkoba!

Bergaul normal, sebagaimana aktivitas sehari-hari, itu cukup. Bahkan aktivitas zaman ini tidak terbatas di lingkungan fisik belaka, ada dunia maya yang juga dapat menjadi ajang silaturahim. Sejak ketemu di dunia maya, lanjut ke dunia nyata, maka selanjutnya terserah anda.

Itu cukup, asalkan dalam bergaul sehari-hari, patokan bergaul terus dipegang sesuai aturan Islami. Ini sangat penting.

Dalam pergaulan, cara seseorang bergaul akan menentukan siapa selanjutnya kawannya. Seorang gadis yang berhati-hati dalam bergaul maka sikapnya akan menyingkirkan pemuda mata-keranjang sebab gadis ini ogah diperlakukan sembarangan. Sebaliknya jika si gadis selalu memberi ”lampu hijau” bagi teman-teman prianya untuk memperlakukan dirinya dengan sembarangan, maka dirinya hanya akan dipermainkan kemudian dicampakkan.

Jangan khawatir sikap yang ”penuh aturan” ini akan menjauhkan teman, sebaliknya, akan menseleksi dengan baik. Lagipula, buat apa punya teman yang hanya ingin mempermainkan?
Allah SWT tak pernah lupa dan tak pernah tidur. Allah SWT selalu memberikan kita bimbingan dan petunjuk, asal saja kita mau melihatnya.

Allah juga selalu menguji kita, hanya saja kita sering tak sadar. Kadang kita menyangka sedang ditawarkan sesuatu yang baik karena seolah indah dan baik (tampaknya), padahal sesungguhnya itu adalah ujian yang harus kita hindari dan jauhi karena di balik itu ada keburukan tersembunyi dan bahaya kepada agama.

Ada banyak anak muda muslim dan muslimah yang tertipu dengan manusia-manusia penuh misi pemurtadan. Para misionaris ini memang sengaja menjadi ”kawan terbaik” bagi calon sasarannya. Tujuannya adalah menjadi kawan akrab, kemudian, pacar, kemudian menikahi, kemudian memurtad-kan.

Entah ini memang sebuah gerakan terselubung atau hanya aktivitas pribadi, yang pasti fenomena ini sudah sangat banyak dan sudah berlangsung sejak puluhan tahun di bumi pertiwi ini. Ahh, andai saja setiap pemuda-pemudi muslim tetap berpegang pada aturan Islam dalam bergaul, berteman, bersahabat apalagi mencari jodoh, niscaya segala kisah pemurtadan seperti itu tak pernah terjadi. Waspadalah.
Wallahua’lam